Hutan
merupakan kekayaan alam yang sangat berpengaruh terhadap kelangsungan hidup
seluruh makhluk yang bernyawa. Hutan menyimpan begitu banyak cadangan air
sehingga daerah yang masih memiliki hutan yang terjaga kelestarianya tidak akan
pernah kekurangan air. Misalnya ketika musim kemarau tiba, cadangan air yang
berada di dalam tanah tidak akan pernah habis karena kelestrian hutanya masih
terjaga. Begitu pula kelangsungan hidup hewan yang bermukim di hutan, mereka
tidak akan pernah terusik karena hutan yang lebat sebagai tempat mereka
berlindung.
Namun
kenyataanya sekarang, hutan tdak lagi menjadi kekayaan alam yang tetap di jaga
kelestariannya. Faktanya dapat kita lihat di berbagai daerah di Kabupaten Kubu
Raya, hutan sudah banyak yang beralih fungsi seperti digunakan untuk lahan
pertanian, lahan perkebunan kelapa sawit, karet, dan komoditi lainya. Tetapi
yang sangat miris sekali bagi penulis adalah penebangan liar yang sangat tidak
memperhatikan kelestarian hutan. Penebangan pohon yang tidak menggunakan system
tebang pilih merupakan suatu kesalahan yang sangat fatal. Semua pohon baik
kecil maupun besar dapat dijadikan uang sehingga dimanfaatkan oleh pihak-pihak
yang tidak bertanggung jawab.
Mari
kita lihat kenyataan diberbagai kecamatan di Kabupatem Kubu Raya. Ketika
penulis menyusuri jalan di Kecamatan Kubu, pemandangan yang bisa kita saksikan
adalah terhamparnya perkebunan kelapa sawit. Sejauh mata memandang hanya dapat
menyaksikan rerimbunan pohon kelapa sawit. Sudah jarang sekali ditemukan
rerimbunan pohon yang bisa menyejukan mata.
Kita
beralih ke daerah kelahiran penulis yaitu di Desa Muara Tiga Kecamatan Batu
Ampar. Ketika penulis masih menempuh pendidikan dasar, penulis dapat
menyaksikan keindahan alam yang sangat menakjubkan. Hutan masih menjadi mata
pencaharian menjanjikan karena masyarakat masih sadar akan kelestarian hutan
dengan menebang pohon yang sudah layak untuk di tebang. Bukan penebangan liar
seperti yang dilakukan pada saat ini. Hewan-hewan pun masih terjaga
kelestarianya karena habitat mereka belum banyak terusik oleh tangan-tangan
manusia yang tidak bertanggung jawab. Tetapi ketika penulis menginjak
pendidikan menengah, hutan di desa kami sedikit demi sedikit semakin terusik yaitu
beralih fungsi menjadi lahan pertanian masyarakat setempat. Masyarakat sudah
banyak yang meninggalkan lahan pertanian mereka, karena di nilai sudah tidak
produktif, sehingga masyarakat mengalihfungsikan hutan sebagai lahan pertanian
yang dinilai sangat subur.
Dan kini, hutan di Desa Muara Tiga semakin
terusik dengan kehadiran perusahaan kelapa sawit. Hutan-hutan sudah semakin
menipis karena di musnahkan dan diganti dengan lahan perkebuna kelapa sawit.
Tidak hanya di hutan, kelapa sawit juga di tanam di dekat pemukiman penduduk.
Sungguh miris sekali, penulis tidak bisa lagi menyaksikan keindahan alam dengan
hutanya yang rimbun, pepohonan yang menyegarkan ketika kita menghirupnya.
Justru yang kita saksikan adalah kabut asap hasil pembakaran hutan yang digunakan
untuk pembukaan lahan perkebunan kelapa sawit. Hal itu pasti dapat mengganggu
kesehatan masyarakat setempat, itulah yang tidak diperhatikan oleh para
penguasa hutan di daerah kami. Mereka hanya mementingkan isi perut mereka
sendiri, sedangkan kelangsungan hidup makhluk hidup disekitarnya sangat mereka
abaikan.
Hal
yang menjadi kekhawatiran penulis adalah ketika musim kemarau melanda desa kami
kelak, apakah masyarakat masih bisa menikmati air yang berasal dari tanah
seperti dahulu ataukah hanya menggigit tangan karena cadangan air di dalam
tanah sudah tidak tersedia lagi akibat penggusuran hutan secara membabi buta ? Yang
jelas, penulis saat ini sangat merindukan rerimbunan hutan seperti dahulu lagi.
Mungkin itu hanya mimpi belaka, karena faktanya pemerintah Kabupaten Kubu Raya
kurang dalam melakukan pengawasan terhadap pembukaan lahan perkebunan kelapa
sawit sehingga pihak perusahaan semena-mena dalam pembukaan lahan karena mereka
berdalih sudah memiliki izin dari dinas terkait.
Mungkin
ini hanya coretan yang tidak berguna bagi pihak-pihak yang tidak perduli
terhadap kelestarian alam, tetapi tulisan ini benar-benar jeritan kerinduan
penulis terhadap rerimbunan hutan seperti dahulu. Penulis mengajak kepada semua
pihak secara bersama-sama menjaga kelestarian hutan dengan cara menanan pohon
yang berguna agar dapat meminimalisir efek pemanasan global. Mari kita menjadi
masyarakat Kabupaten Kubu Raya yang benar-benar peduli terhadap kelestarian
hutan di Kabupaten Kubu Raya.
Oleh M. Zuhri Ni’am
0 komentar:
Posting Komentar
Primaraya Perlu Kritik dan Saran Serta Komentar Anda