Perkembangan
industri hiburan di Indonesia semakin hari semakin pesat. Kemajuan industri
hiburan di Indonesia tidak terlepas dari kemajuan Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi (IPTEK). Begitu juga dengan industry music di Indonesia. Kini banyak
bermunculan figure-figur baru dalam industry music di Indonesia baik itu boy
band, girl band maupun grup band. Saat ini yang sedang naik daun adalah
lagu-lagu girl band dan boy band yang bertemakan dewasa seperti tema
percintaan, perselingkuhan dan tema-tema dewasa lainnya. Lagu-lagu tersebut
tidak hanya dikonsumsi oleh orang dewasa saja, tetapi juga dikonsumsi oleh
anak-anak yang sebenarnya bukanlah untuk dikonsumsi olehnya. Anak-anak
seharusnya mengkonsumsi lagu-lagu yang cocok bagi perkembangan dirinya seperti
lagu anak-anak.
Namun
sayangnya, kini lagu anak-anak sudah sangat sulit kita temui. Lagu anak-anak
seakan-akan terkikis dari dunia permusikan di Indonesia. Akibatnya anak-anak
sekarang mengkonsumsi lagu-lagu dewasa yang bertemakan percintaan. Jika kita
tinjau dari sudut psikologi, lagu merupakan sarana yang paling tepat untuk
perkembangan diri seorang anak karena pada fase anak-anak inilah kita mudah
mengenalkan dunia kepadanya. Misalnya melalui lagu cita-citaku, anak akan
diperkenalkan mengenai profesi seperti pilot dan lain sebagainya. Dengan
demikian, akan timbul kebanggaan dalam diri anak mengenai profesi tersebut
sehingga anak akan belajar untuk mengejar cita-cita tersebut.
Pada
fase ini, anak-anak juga mudah sekali dalam hal meniru, baik yang ia dengar
maupun yang ia lihat. Anak-anak menyanyikan lagu-lagu dewasa karena dia sering
dipertontonkan oleh lagu-lagu dewasa baik melalui media televise maupun radio.
Hal ini tentu sangat membahayakan bagi perkembangan seorang anak. Anak akan cenderung
meniru dan mempertanyakan mengenai hal-hal yang baru bagi dirinya seperti apa
itu cinta, playboy, selingkuh dan sebagainya. Padahal mereka belum layak
mengetahui maksud dari kata-kata tersebut. Sehingga pada akhirnya akan-anak
akan cepat dewasa sebelum waktunya.
Terkikisnya
lagu anak-anak di Indonesia tidak terlepas dari peran industri permusikan.
Lagi-lagi dengan alasan financial. Mereka enggan memproduksi lagu anak-anak
dikarenakan nilai jual lagu anak-anak dianggap rendah di masyarakat sehingga justru
akan merugikan industry tersebut. Lagu-lagu yang bertema cinta lah yang saat
ini menjadi tren di Indonesia sehingga mereka berlomba-lomba memproduksi
lagu-lagu dewasa yang bertemakan percintaan. Hal itu didasarkan pada sedikitnya
minat anak-anak sekarang terhadap lagu-lagu anak-anak. Akibatnya, anak-anak
lebih menyukai bahkan hafal lagu-lagu dewasa yang bertemakan percintaan.
Padahal hal tersebut sangat tidak cocok untuk perkembangan kepribadian seorang
anak.
Coba
kita lihat dalam kehidupan masyarakat sekarang, banyak kita temui anak-anak
yang menyanyikan lagu-lagu yang bertemakan percintaan lengkap dengan gayanya. Sungguh
miris sekali, mereka tidak mendapatkan hal yang seharusnya mereka dapatkan. Hal
ini sudah pasti tidak terlepas dari peran orang tua. Orang tua harus lebih
aktif dalam mengawasi anak dalam bergaul. Orang tua juga harus bisa memilihkan
tontonan yang layak untuk dikonsumsi anak-anak. Jika memungkinkan, orang tua
juga harus memperkenalkan lagu anak-anak kepada anak-anaknya. Hal tersebut dimaksudkan
agar anak-anak dapat mengambil nilai-nilai positif dari lagu-lagu tersebut
sehingga nilai-nilai sosial pada anak-anak
tidak terkikis oleh lagu-lagu dewasa yang sedang merajalela.
Penulis,
M.
Zuhri Ni’am
Kadiv
Opini Publik Primaraya
0 komentar:
Posting Komentar
Primaraya Perlu Kritik dan Saran Serta Komentar Anda