Angin berhembus lembut di sebuah taman yang sepi menerbangkan dedaunan kering menambah suasana tampak lebih sendu. Tidak sengaja aku melihat sesosok anak perempuan yang sedang berjalan gontai disebuah jalan setapak yang hampir tak terlihat karena tertutup dedaunan. Entah kenapa aku merasa tertarik untuk memperhatikan anak ini. Pandangannya yang datar seakan menembus dunia yang sangat jauh. Tak seorangpun yang bisa mengetahui dunia itu tidak dia, kau, ataupun aku.
Setelah tidak begitu jauh aku mengikuti gadis itu tiba-tiba dia berhenti disebuah pohon yang sangat rindang. Dedaunan kering menghujani dirinya dan hembusan angin menerpa rambut panjangnya hingga tampak tak beraturan. Dia seperti seorang aktris yang sedang memainkan perannya sekarang. Setelah tidak begitu lama dia menikmati suasana itu, (deck) tiba-tiba dia melihat kearahku, pandangan dinginnya seakan memburuku, bahkan aku tidak bisa untuk menghindari tatapannya. Kakiku terasa sangat lemas, apakah ini artinya aku sedang takut?tidak, ini bukanlah rasa takut, tapi ini tidak lebih dari rasa bersalah.
Perasaan seperti ini sama dengan yang aku rasakan beberapa tahun yang lalu. Di mana aku tidak sengaja melihat seorang gadis kecil yang sedang berlari- lari ditaman yang sama. Namun
yang aku lihat pemandangan dulu sangat berbeda. Aku melihat gadis kecil ini jauh lebih ceria.Tampak tidak ada sedikit bebanpun diwajahnya. Dengan sebatang bunga ditangannya anak itu terlihat sangat bahagia, berlari kesana kemari menikmati udara yang segar. Keceriaan yang terpancar dari wajah anak itu membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan ikut bahagia, tidak terkecuali aku. Entah kenapa aku sangat bahagia melihat senyuman anak ini, rasa bahagia yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Tanpa aku sadari kebahagiaan itu membawaku melangkah menghampiri gadis kecil itu, spontan gadis kecil itu berhenti berlari dan menatapku dengan pandangan dingin seakan ingin bertanya “Kamu siapa?” Pandangan dingin itu membuatku sedikit merasa aneh, kenapa perasaan ini jauh berbeda dengan apa yang aku rasakan tadi? Beberapa saat suasana menjadi hening, hingga pada akhirnya angin yang berhembus lembut membuat ku sadar dari lamunan. Dengan perasaan yang kacau aku mencoba menjelaskan kalau aku hanya pengunjung taman yang tidak sengaja melihat dirinya bermain. ”Aku melihat mu begitu ceria, karena itu aku menghampiri mu” Lagi-lagi dia melihat ku dengan pandangan dinginnya,tanpa ingin mengucapkan satu patah kata pun kepadaku.Hal ini benar-benar membuatku merasa kurang nyaman.
“Aaagghhhh” Aku benar-benar tidak bisa berbicara apa-apa lagi, disaat itu aku memutuskan untuk pergi dengan rasa penasaran yang masih meghantui. Namun saat aku berjalan beberapa langkah anak itu mulai berbicara dan mampu menghentikan langkah ku “ Apakah kakak hanya bisa menilai seseorang dari apa yang kakak lihat saja? Apakah kakak bisa melihat baju warna apa yang aku kenakan dan bunga apa yang aku bawa ini?dan apakah kakak tahu apa artinya ini?” (deck) mendengar perkataan anak itu membuat perasaanku kacau, sejenak aku terdiam kaku dan berharap apa yang aku pikirkan saat ini tidak lah benar. Dengan tubuh yang bergetar aku menoleh kearah anak itu lagi. Dan benar saja, apa yang aku lihat adalah hal yang sama dengan apa yang aku pikirkan. Aku melihat anak kecil itu memakai baju berwarna hitam dan sedang memegang bunga khas kematian. Sebatang bunga kenanga yang masih segar. Hal yang tidak pernah aku perhatikan sebelumnya. Dari awal aku hanya melihat senyuman dari anak itu. Saat itu aku tidak bisa mengendalikan perasan ku, tubuhku semakin bergetar kakiku lemas seakan tidak bisa menopang tubuhku lagi. Aku teringat beberapa saat yang lalu aku tersenyum bahagia melihat seorang anak yang ceria tapi untuk beberapa saat kemudian aku harus menangis karena mengetahui sebuah kenyataan yang menyakitkan. Kenyataan yang membuat ku sadar betapa bodohnya aku dan betapa jahatnya diriku bahwa baru saja aku menertawakan seorang anak yang sedang berduka. “Baru saja ibu ku meninggal” Lanjut anak itu dengan mata yang berkaca-kaca seakan ingin memberitahu ku betapa sedihnya dia saat ini. Dan lagi ucapannya membuat hatiku teriris. Aku tidak bisa berkata apa-apa lagi saat itu, aku menangis sejadi-jadinya, sampai-sampai aku tidak bisa mendengar ucapan gadis itu dengan jelas ”Tolong aku kak, aku benar-benar tidak tahu harus berekspresi seperti apa. Apakah aku harus tertawa atau menangis saat ini. Disatu sisi ibuku meminta aku untuk tidak menangis dan menjadi anak yang kuat, tapi disisi lain aku merasa sangat sesak". anak itu menangis tersedu-sedu sampai-sampai dia kesulitan untuk berbicara "Dia tahu aku ini masih sangat kecil,tapi kenapa dia memberiku tugas yang sangat sulit??”sesaat anak itu terdiam dan menatapku dengan mata yang penuh dengan air mata “kakak lihat, sekarang aku memakai baju hitam padahal aku benci warna hitam,tapi bukan itu masalahnya sekarang. Yang menjadi masalah adalah dunia yang memuakkan ini, dunia ini selalu memaksaku melakukan hal yang tidak pernah aku suka” lanjut anak itu lagi. “HENTIKAN’’ Teriakku dan jelas saja membuat anak itu terkejut, tanpa mengucap apa-apa lagi aku langsung berlari meninggalkan gadis kecil itu, dengan tangisan yang membuatku sesak, tangisan yang tidak bisa aku hentikan dan tangisan yang mampu menghantarkan ku kembali kemasa sekarang. Masa dimana aku kembali ketaman itu dan melihat gadis itu lagi. Dia tampak lebih dewasa dan terlihat cantik sekarang. Tapi tatapan dinginnya tetap tidak berubah, masih sama seperti dari awal aku melihatnya dulu.
“Kau lagi?” perkataannya membuatku sadar dari lamunan “Apakah sekarang kau akan berlari dan meninggalkan aku lagi?” lanjutnya dengan nada datar sambil menyandarkan dirinya kepada pohon besar itu, “Kau sangat aneh, apakah kau pikir kau bisa lari dari dunia mu sendiri?” suara kasar gadis itu membuat ku terkejut dan kembali menatapnya heran, apakah dia sedang berbicara pada ku sekarang?, dia diam untuk beberapa saat seakan menunggu jawaban dariku,tapi aku memilih untuk diam “Sekeras apapun kau mencoba untuk menjadi orang lain dan berpura-pura tidak mengenal dirimu sebenarnya, kau hanyalah kau yang naïf ” lanjut gadis itu sambil tersenyum sinis. Apakah dia sedang meremehkanku sekarang?sepertinya memang begitu, dia sudah terlalu banyak bicara, bahkan aku masih belum menjawab pertanyaannya satu pun. Tidak, ini bukan karena dia banyak bicara tapi karena aku memang tidak ingin menjawab pertanyaannya. Entah kenapa saat ini aku hanya memilih untuk mendengarkannya saja. “ Apakah kau sadar bahwa selama ini akulah yang mengikutimu?, tidak peduli seberapa kerasnya kau mengusirku, aku tetap bersamamu.Bukankah kau menjadi seperti sekarang ini karena aku?” bentaknya seakan ingin menunjukkan betapa kecewanya dia sekarang. “Mungkin aku terlihat memuakkan,tapi aku ini tetaplah dirimu, bukankah selama ini aku yang menanggung rasa sakitmu? Bahkan aku masih belum mendengar ucapan terima kasihmu. kalau kau saja bahkan ingin melupakanku, apa yang akan terjadi pada diriku selanjutnya?”
Mendengar ucapannya membuat aku mengerti bahwa selama ini dia menjalani hidup yang sangat berat, dia terlihat begitu menyedihkan. saat ini aku hanya memandanginya dengan rasa iba.Tapi yang lebih menyedihkan lagi saat aku sadar gadis itu adalah AKU. Ya,dia adalah aku dimasa lalu. Dia yang membuat aku takut mengingat masa lalu. Namun meskipun begitu, dia jugalah yang membuat aku sadar bahwa masa lalu itu sudah aku lewati, tidak perlu takut lagi dengan apa yang sudah terjadi. Masa lalu dan masa depan akan tetap hidup berdampingan, masa lalu adalah motivasi untuk melangkah ke hari esok.
Masa lalu itu definisi kita. Dengan alasan baik, kita berusaha lari darinya, atau melarikan apa yang buruk di dalamnya, tapi kita akan lepas darinya hanya dengan menambahkan hal yang lebih baik.
_sekian_
Angin berhembus lembut di sebuah taman yang sepi menerbangkan dedaunan kering menambah suasana tampak lebih sendu. Tidak sengaja aku melihat sesosok anak perempuan yang sedang berjalan gontai disebuah jalan setapak yang hampir tak terlihat karena tertutup dedaunan. Entah kenapa aku merasa tertarik untuk memperhatikan anak ini. Pandangannya yang datar seakan menembus dunia yang sangat jauh. Tak seorangpun yang bisa mengetahui dunia itu tidak dia, kau, ataupun aku.
yang aku lihat pemandangan dulu sangat berbeda. Aku melihat gadis kecil ini jauh lebih ceria.Tampak tidak ada sedikit bebanpun diwajahnya. Dengan sebatang bunga ditangannya anak itu terlihat sangat bahagia, berlari kesana kemari menikmati udara yang segar. Keceriaan yang terpancar dari wajah anak itu membuat siapa saja yang melihatnya pasti akan ikut bahagia, tidak terkecuali aku. Entah kenapa aku sangat bahagia melihat senyuman anak ini, rasa bahagia yang tidak pernah aku rasakan sebelumnya. Tanpa aku sadari kebahagiaan itu membawaku melangkah menghampiri gadis kecil itu, spontan gadis kecil itu berhenti berlari dan menatapku dengan pandangan dingin seakan ingin bertanya “Kamu siapa?” Pandangan dingin itu membuatku sedikit merasa aneh, kenapa perasaan ini jauh berbeda dengan apa yang aku rasakan tadi? Beberapa saat suasana menjadi hening, hingga pada akhirnya angin yang berhembus lembut membuat ku sadar dari lamunan. Dengan perasaan yang kacau aku mencoba menjelaskan kalau aku hanya pengunjung taman yang tidak sengaja melihat dirinya bermain. ”Aku melihat mu begitu ceria, karena itu aku menghampiri mu” Lagi-lagi dia melihat ku dengan pandangan dinginnya,tanpa ingin mengucapkan satu patah kata pun kepadaku.Hal ini benar-benar membuatku merasa kurang nyaman.
0 komentar:
Posting Komentar
Primaraya Perlu Kritik dan Saran Serta Komentar Anda